Ada Yang Mantap di Sini!

PPC Iklan Blogger Indonesia

Ada Yang Mantap di Sini!

PPC Iklan Blogger Indonesia

Senin, 02 Januari 2012

KUMPULAN FATWA-FATWA AL-MAGHFURULAH MAULANA SYAIKH TGKH. M. ZAINUDDIN ABDUL MADJID ( Part 3 )



       Ante alat utama le’ NW.
Ante alat dunia akherat lekan NW. Sai-sai berjase le’ NW  me’ syukuri sebab luek dengan celake anak cucune sebab luek kekentan dengan toakne.(Senin 11 Maret ’96)
( Kamu alat yang utama bagi Nahdlatul Wathan. Kamu semua alat ( pejuang ) dunia akherat asal NW. Siapa pun yang berjasa di Nahdlatul Wathan, kamu harus syukuri sebab banyak orang yang celaka anak cucunya disebabkan  karena tingkah orang tuanya di masa lalu )

Ante ( kamu anak-anak Ma'had ) alat utame le' NW. Kalimat ini terucap oleh Maulana Syaikh di hadapan tullab tholibat Ma'had DQH sebagai sebuah ungkapan rasa cinta dan sayang kepada anak – anak Ma'had sebagai sumber perjuangan.
Ma'had sebagai tumpuan harapan terdepan. Dengan Ma'had NW akan maju. Menyepelekan Ma'had NW akan luntur, karena ruh perjuangan itu ada pada MDQH yang telah dirintis oleh Maulana Syaikh sebagai tempat mengkader calon-calon ulama' handal masa depan.
Ma'had Darul Qur'an Wal-Hadits adalah kecintaan Maulana Syaikh TGKH. M. Zainuddin abdul Madjid dan maha gurunya Al- Maghfurlah Maulana Syaikh Hasan Muhammad Al-Masysyat. Bahkan Maulana Syaikh Sayyid Amin Al-Kutbi menyebutnya dalam syair :

لَهُ تَأَلِيْفٌ كَزَهْرِالرُّبَا
                   قَدْ ضَمَّتِ الشَّكْلَ اِلَى شَكْلِهِ
فِيْ سَاحَةِ الْعِلْمِ لَهُ مَعْهَدٌ
                   لاَ يَبْرَحُ الطُّلاَبُ فِيْ ظَلِّهِ
يَنْهَضُ بِالنَّشْءِ اِلَى مُسْتَوَى
                   بِذَلِكَ ألْمِعْرَاجِ مِنْ قَوْلِهِ
" Terdapat hasil karya bagaikan sekuntum bunga mawar di lereng gunung yang harum semerbak yang dapat memayungi bunga yang berbagai macam warnanya ( ragamnya) untuk membina kader-kader putra bangsa maka terbinalah Ma'had. Tidak ada tempat orang bernaung dengan sungguh-sungguh melainkan Ma'had menjadi jenjang menaiki sampai ke Mustawa dengan mi'raj sebagaimana yang dikatakannya…"

Setiap pagi Maulana Syaikh memberikan pengajian, keliling Lombok membina ummat agar tidak larut dengan kesenangan duniawi semata dan lupa kepada kepentingan akhirat. Ma'had adalah satu-satunya sumber dan bibit da'i yang  diperjuangkan oleh Maulana untuk menggerakkan semangat jihad, mengobarkan api perjuangan yang tak lapuk karena hujan dan panas.
Begitu besar jasa Maulana Syaikh mendirikan Ma'had DQH. Jasa beliau tidak boleh terlupakan bagi siapapun yang mengerti kebenaran dan memahami arti sejarah. Kita sepatutnya bersyukur dan bersyukur, adanya Ma'had mengangkat dan mengharumkan nama organisasi Nahdlatul Wathan. Pada hari Ahad, 24 Agustus 1997 Maulana Syaikh pernah mengatakan : " Taokne numpuk kesyukuranku le' Ma'had ".
Safari-safari Ramadhan yang dilakukan oleh tullab ma'had setiap tahun ke berbagai pelosok nusantara merupakan buah bukti bentuk perjuangan dan keberanian tullab Ma'had untuk menjalankan misi dakwahnya. Bahkan tullab Ma'had banyak yang melanjutkan studinya ke Madrasah Ash-Shaulatiyyah Makkah Al-Mukarromah tempat dimana Al-Maghfurulah Maulana Syaikh dulu belajar.
Keberhasilan dan kemajuan ini tidak boleh dilupakan oleh orang tua, anak cucu dan generasi-generasi penerus perjuangan di masa-masa yang akan datang. Dalam wasiat Renungan Masa Pengalaman Baru Maulana menyebut :

Aduh sayang  !
Jangan anakku menutup mata
Tidak peduli bukti yang nyata
Jangan anakku berlagak buta
Sengaja melupa hubungan kita

5. Embe taok muridku si’ bani bebantelan dunia akherat. Luean si mentingang  dirikne doang. ( 20 Maret ’96 )
     ( Manakah muridku yang berani berjuang dunia akhirat/lillahi ta'ala. Lebih banyak yang mementingkan dirinya sendiri )

Bani bebantelan dunia akhirat ( Berani sehidup semati/berjuang sekuat tenaga dunia akhirat ).
Kalimat ini merupakan sebuah tantangan sekaligus harapan agar murid Maulana Syaikh benar-benar berjuang lillahi ta'ala. Berjuang dengan segenap jiwa raga, tidak saja untuk memajukan organisasi NW tetapi untuk kemaslahatan ummat Islam. Harapan tersebut menguatkan bahwa guru memiliki hasrat nurani untuk benar dan tulus membentuk murid-muridnya. Guru adalah orang tua rohani, sedangkan ibu bapak adalah orang tua jasmani ( yang melahirkan kita ). Guru merupakan jalan untuk kita mengerti bagaimana kekuasaan Allah, bagaimana keagungan Allah, sehingga kita memahami apa yang seharusnya kita perbuat dan tinggalkan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Seseorang tidak akan memperoleh kesuksesan dan tidak pula ilmunya dapat bermanfaat apabila ia tidak menghormati gurunya dan ilmu itu sendiri. Dalam Kitab Ta'limul Muta'allim disebutkan :

ماَ وَصَلَ مَنْ وَصَلَ اِلاَّ بِالحْرُْمَةِ وَمَا سَقَطَ مَنْ سَقَطَ اِلاَّ بِتَرْكِ الْحُرْمَةِ وَالتَّعْظِيْمِ .
Artinya : Dapatnya orang mencapai sesuatu hanya karena mengangungkan sesuatu itu,  dan gagalnya juga hanya karena tidak mau mengagungkannya.

اَلاَ تَرَى اَنَّ اْلاِانْسَانَ لاَ يَكْفُرُ بِالْمَعْصِيَةِ وَاِنَّمَا يَكْفُرُ بِتَرْكِ الْحُرْمَةِ.
Artinya : Tidaklah Anda telah tahu, manusia tidak menjadi kafir lantaran ma'siatnya, tapi jadi kafir lantaran tidak mengagungkan Allah.

Kesalahan yang terbesar bagi penuntut ilmu apabila ia tidak menghormati gurunya, tidak menghormati keturunan gurunya, tidak menghormati orang yang bersangkut paut dengan gurunya.
" Yang paling saya kasihani yang pernah saya ajar tetapi kelakuannya kurang ajar" . Kalimat ini Maulana Syaikh ungkapkan di depan tullab tholibat Ma'had pada hari Senin tanggal 8 September 1997.
Melupakan atau mementingkan diri sendiri setelah guru membina dan membimbing para santrinya ke jalan yang benar, tidak sepatutnya dilakukan bagi santri yang telah terdidik dan terbina, apalagi Maulana Syaikh sering mengingatkan :

" aduh sayang !
  konon ada menjual gurunya
  menjual ibu serta bapaknya
  menjual NW serta madrasahnya
  na'uzubillah apa jadinya…..

" aduh sayang !
  kalau anakda ingat ilahi
  masakan anakda menggantung diri
  kalau anakda berhati murni
  masakan lupa ayahda sendiri

Memperjuangkan Nahdlatul Wathan tidak cukup ketika masih duduk di bangku sekolah atau perkuliahan. Derap langkah, gelora perjuangan untuk ummat harus tetap dipegang sampai akhir zaman. Karena setiap warga NW khususnya abituren telah  berjanji dan berbai'at akan tetap memperjuangkan Nahdlatul Wathan sampai akhir zaman. " Sabun kita adalah sabun i'tikad " ( Maulana Syaikh, Kamis, 9 Oktober 1997 )

0 comments:

Daftar Blog Saya

The Best

iklan

Related Websites