Ada Yang Mantap di Sini!

PPC Iklan Blogger Indonesia

Ada Yang Mantap di Sini!

PPC Iklan Blogger Indonesia

Rabu, 15 Mei 2013

TGB AMIN TETAP TERATAS

NWBersatu.
Hasil hitung cepat dari dari 2 lembaga survei memenangkan pasangan TGB-Amin.
Pasangan  M. Zainul Majdi- Muhammad Amin meraih suara di atas 43%, sehingga pasangan itu menang tanpa harus melakukan pilkada ulang atau putaran kedua.
Pemungutan suara pemilihan kepala daerah (Pilkada) Nusa Tenggara Barat berlangsung Senin (13/5/2013) dan tinggal menunggu hasil hitungan Komisi Pemilihan Umum.
Hasil Hitung Cepat Pilkada NTB oleh Jaringan Suara Indonesia
Kandidat
Suara
TGB-Amin (M Zainul Majdi- Muhammad Amin)
44,63%
Zul-Ichsan (Zulkifli Muhadli- H Muhammad Ichsan)
25,81%
Harum (Harun Al Rasyid- Muhyi Abidin)
22,08%
SJP-Johan (H Suryadi Jaya Purnama-Johan Rosihan)
7,48%
Sumber: Antara
Hasil Hitung Cepat Pilkada NTB oleh Lingkaran Survei  Indonesia
Kandidat
Suara
TGB-Amin
43,05%
ZUL-Ichsan
26,85%
Harun-Muhyi
23,35%
SJP-Johan
 8,75%
Sumber: kompilasi
Hitung cepat dari Jaringan Suara Indonesia (JCI) menempatkan TGB-Amin sebagai pemenang dengan perolehan 44,63% suara.
Sementara itu, pasangan Zul-Ichsan (Zulkifli Muhadli- H Muhammad Ichsan) dan Harum (Harun Al Rasyid- Muhyi Abidin) bersaing ketat di posisi ke-2.
Zainul Majdi yang akrab disapa TGB merupakan Gubernur NTB periode 2008-2013, yang juga menjabat Ketua DPD Partai Demokrat.
Berikut  profil kandidat berdasarkan partai pendukungnya.
TGB-Amin (M Zainul Majdi- Muhammad Amin)
Diiusung 7 partai: Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, dan Partai Gerindra.
Zul-Ichsan (Zulkifli Muhadli- H Muhammad Ichsan)
Didukung 4 partai: Partai Bulan Bintang (PBB),Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU), Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), Partai Pengusaha & Pekerja Indonesai (PPPI).
Harum (Harun Al Rasyid- Muhyi Abidin)
Didudukung 18 Partai: PNBK Indonesia, PPDI, Partai Buruh, PNI-Marhaenisme,PDP, PSI,PPNUI,PPN, PPI, PAKAR PANGAN, Partai Patriot, Partai Merdeka,PMB,PIS,BARNAS,Partai Kedaulatan, PKP Indonesia, Hanura.
SJP-Johan (H Suryadi Jaya Purnama-Johan Rosihan)
Diusung 3 partai: Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN). (Jibi/nj/wde)

Minggu, 05 Mei 2013

AMID MA'HAD DQH NW ANJANI DUKUNG TGB AMIN JADI GUBERNUR

NWBersatu.Amid Ma'had Darul Qur'an Wal-Hadits NW Anjani, TGH. Muh. Ruslan Zain An-Nahdly dengan tegas menyampaikan dukungannya terhadap petahana TGB Dr. KH Muh. Zainul Majdi, MA. Dukungan ini terbukti saat keluarga besar Ponpes Darul Kamal Annur NW Kembang Kerang Aikmel menyatakan dukungannya.Dukungan dikemasa dalam pengajian Silaturrahim di komplek ponpes bersangkutan. TGH. Ruslan dalam sambutannya melontarkan sejumlah pertanyaan kepada jamaah. Ia menanyakan tanggal dan nomor berapa yang harus dipilih. Pertanyaan itu secara spontan dijawab kompak, " tanggal 13, nomor 1 dan 3 yang berarti 1 untuk pasangan TGB Amin dan 3 untuk pasangan SUFI ( Sukiman Lutfi ) balas jamaah dengan suara tinggi, Kamis(2/5). Tak hanya itu disekitar area ponpes tampak terpasang baliho pasangan TGB Amin, yang dibawahnya tertulis " Keluarga Besar Ponpes Darul Kamal An-Nur" Sejumlah bendera parpol juga berkibar di sepanjang jalur Aikmel-Suela.
Sementara itu, Dr TGH Muh Zainul Majdi dalam tausyiahnya menekankan pentingnya pendidikan. Peran orang tua sangat menentukan bagi kelangsungan pendidikan generasi muda. Selain TGB, hadir pula petahana Lombok Timur. HM Sukiman Azmy, orang nomor satu di Lotim ini hadir lebih dulu sebelum TGB. Selain dua tokoh ini, ada juga wajah familiar lainnya, yakni TGH Husnuddu'at. Ia turut tampil memberikan pengajian.( Sumber Radar Lombok )

Kamis, 02 Mei 2013

KATA MEREKA TENTANG TGB

NWBersatu.


Tgbamin.com-Sosok yang dibahas kali ini bukan sosok yang asing di telinga dan mata kita, bahkan sudah sangat familiar. Hampir 5 tahun lebih berita tentang dirinya, aktifitas, dan kinerjanya seolah menjadi menu wajib surat kabar yang terbit di seantero NTB. Termasuk juga Lombok Post sebagai koran terbesar se-NTB.
Muhammad Zainul Majdi adalah tokoh fenomenal dunia kepesantrenan hari ini. Dia yang akrab disebut TGB, sebelum menjabat Gubernur, selama kurang lebih 10 tahun bersafari dakwah mengadakan pengajian di kota dan di kampung se-NTB. Kaset ceramahnya diputar di rumah-rumah dan di masjid-masjid mengimbangi ceramah KH. Zainuddin MZ. Akhirnya tatkala mencalonkan diri sebagai Gubernur NTB tahun 2008 lau, hal itu seolah membuka lembaran baru perpolitikan NTB.
Bagaimana tidak, seperti ditulis oleh Dr. Rasmianto dalam kata pengantar sebuah buku yang mengulas kiprah tokoh kita ini, bahwa dia hadir di NTB yang penuh warna dan penuh kejutan. Satu sisi dia merefresentasikan dunia ketuanguruan dan di sisi lain merefresentasikan birokrat santri yang masih muda belia. “Sebagai sosok tuan guru, muda lagi, dia hadir pada saat dan waktu yang tepat,” tulisnya.
Penulis merekam beberapa testimoni dan opini dari beragam kalangan tentang Muhammad Zainul Majdi sebagai seorang pribadi, intelektual, ulama, dan Gubernur NTB.
TGB sebagai Gubernur NTB
Suatu hari penulis berdialog ringan dengan salah satu ajudan Gubernur NTB saat bersilaturrahim ke Ummi Siti Rauhun dan TGB di gedeng Pancor. Penulis bertanya padanya tentang kesan menjadi ajudan TGB. Ia menjawab bahwa dirinya banyak mendapat ilmu dari TGB. “Gubernur sekarang inilah yang paling dekat dengan bawahan atau pegawainya. Beliau sering keliling kantor, tanya ini itu tentang pekerjaan. Ia selalu senyum tapi tegas. ”Menurutnya itulah kesan rekan-rekan kerjanya yang sudah lama di Gubernuran. Ketika penulis desak apa kekurangannya, dia menjawab, “Kurangnya, tidak banyak orang seperti beliau, menurut saya beliau rendah hati tapi wibawanya nggak dibuat-buat.”
Selepas cucu pendiri NW, TGKH M. Zainuddin Abdul Majid ini terpilih menjadi Gubernur periode 2008-2013, antusiasme masyarakat mengundang TGB dalam berbagai kegiatan meningkat tajam. Tidak saja dalam kegiatan agama, seperti pengajian, peletakan batu pertama masjid, madrasah, pesantren, khutbah Jum’at, namun menjalar ke semua kegiatan lain seperti seminar berbagai disiplin ilmu, pelantikan pengurus ormas, diskusi publik, studium general, hingga sunatan anak. Menurut orang dalam gubernuran, antusiasme luar biasa ini tidak terjadi pada Gubernur-gubernur NTB sebelum TGB. “Jadi wajar bila TGB tidak bisa hadiri semua, badan beliau cuma satu, seandainya bisa menghadiri semua, maka akan dipenuhinya. Jadi terpaksa ia berbagi peran dengan wakil atau rekan beliau.”Demikian penuturannya. Biasanya selepas selesai acara di kampus atau di masyarakat, TGB selalu dikerubuti jamaah atau mahasiswa sekedar bersalaman, minta kepala anaknya dielus, bahkan minta foto-foto.
Kehadiran beberapa ulama Timteng di Pendopo Gubernur NTB adalah peristiwa langka sebelumnya, bahkan mungkin saja belum pernah. Namun, saat NTB dipimpin TGB, Alhamdulillah mereka menginjakkan kaki di sana dan diterima sebagai tamu kehormatan daerah. Menghormati ulama dan memuliakannya adalah akhlak Islami yang fundamental sekali, sebab mereka adalah penyambung lidah para Nabi. Tercatat Prof. Dr. Abdul Hayy Al-Farmawi asal Mesir, Al-Habib Zain bin Sumaith yang tinggal di Jeddah, Al-Habib Salim As-Syatiry asli Yaman, dan Dr. Muhammad bin Ismail Zain Al-Makki domisili Makkah, adalah para tamu Gubernur. Panitia tidak lupa mengundang para tuan guru dan alim ulama menemani TGB mendengar siraman tausyiah dari para ulama itu. Para Tuan Guru berseloroh tidak ada ceritanya dari dulu Tuan guru ngaji ke pendopo, kecuali di masa TGB menjabat. Ada pula yang bergumam, “Pendopo seolah rumah sendiri”.
Dalam sebuah pengajian, TGH. Habib Tantawi, asal Praya menceritakan bahwa saat rombongan Tuan guru dan pimpinan ponpes se-NTB yang dipimpin TGH. Safwan Hakim mengadakan kunjungan ke beberapa ponpes di Jawa, salah satunya adalah Pondok Modern Gontor, Kiyai Gontor, Dr. KH. Syukri Zarkasi memberi motivasi kepada para santrinya. Di dampingi para Tuan guru asal NTB ia menyatakan bahwa para santri Gontor harus termotivasi agar bisa mengikuti jejak Gubernur NTB. Gubernur termuda Indonesia yang lahir dari rahim pesantren. Ini menandakan euporia kebangkitan pesantren dengan terpilihnya TGB telah menjalar ke seluruh Indonesia.
Ini terbukti ketika adik penulis yang pernah tinggal di kota Jayapura selama 11 bulan. Dari beberapa masjid yang dia kunjungi dan berdialog dengan para pengurus di sana, banyak kesan seragam yang membuat ia takjub. Ketika ia ditanya, “Ustadz asal mana?” Lantas dia menjawab berasal dari Lombok. Mereka rata-rata menjawab, “Lombok itu NTB, yang gubernurnya termuda dan Kiyai itu? Kami bangga, meskipun bukan orang NTB, ada pemuda muslim sekaligus ulama menjadi pimpinan daerah. Seandainya di semua daerah seperti itu,” ungkapnya.
TGB Sebagai Ulama dan Intelektual
Testimoni ini riwayatnya shahih, penulis dengar langsung dari dua orang rekan TGB, dalam kesempatan berbeda, pertama Dr. Muhlis Hanafi, dosen UIN Jakarta dan anggota badan pentashih Al-Qur’an pusat dan Dr. M. Said Ghazali, dosen IAIH Pancor dan IAIN Mataram. Keduanya sahabat karib TGB di Mesir. Saat TGB mengambil Magister di Al-Azhar jurusan Tafsir Al-Qur’an, tahun pertama (fashlul awwal) jumlah mahasiswa yang diterima 40 orang. Setiap kenaikan tingkat diadakan semester, hanya yang nilainya bagus saja yang lulus. Ternyata pada tahun kedua atau fashlu atsani tidak ada yang lulus, kecuali hanya seorang, yaitu TGB. Akhirnya hingga Menggondol gelar S2, beliau hanya belajar 4 mata dengan para dosennya, karena hanya TGB seorang yang tersisa di kelas itu.
Gelar doktor ilmu tafsir pun berhasil diraihnya. Di sela-sela kesibukannya sebagai Gubernur, ia berhasil menyelesaikan disertasinya tentang studi filologi atas Tafsir Ibnu Kamal Basya dari surat An-Naml hingga surat As-Shaffat. Disertasi itu meliputi editing naskah manuskrip yang ditulis abad 10 H, memberi kritik, komentar, dan analisis metode penafsiran. Oleh pengujinya yang terdiri dari pakar Tafsir kelas dunia, ia dianugerahi Martabah Syaraf Al-Ula atau Summa Cumlaude dengan merekomendasikan risetnya untuk dicetak dan disebarluaskan ke dunia Islam atas biaya Al-Azhar.
Keunggulan intelektual TGB memang sudah tercium sejak masih belajar di Pancor. Penulis sering menjumpai Zainul Majdi muda sering membeli buku baru di toko buku milik penulis, Toko Hikmah Pancor. Penulis sering mendapatinnya sedang menyetor hafalan di rumah Syaikh Jum’ah Al-Misry, seorang masyaikh Ma’had DQH NW Pancor asal Mesir di awal tahun 90-an. Bahkan, menurut cerita para guru senior di Muallimin, almamater penulis, terkadang TGB ketiduran di kelas saat guru sedang menerangkan. Namun, saat dia ditanya materi yang disampaikan saat itu, dia selalu bisa menjawab dengan jawaban yang memuaskan. Zainul Majdi adalah primadona dan buah bibir secara turun menurun di madrasah Muallimin Pancor hingga kini.
Dalam kunjungannya ke Yayasan Pendidikan Hamzanwadi NW Pancor, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. M. Nuh menyebut bahwa TGB adalah aset NTB. Bahkan dirinya berharap TGB ke depannya bisa memimpin Indonesia, bahkan berpotensi memimpin dunia. Ungkapannya itu sontak disambut gema takbir ribuan santri yang hadir malam itu. Kesan yang sama disampaikan oleh Rektor UIN Malang, Prof. Imam Suprayogo saat TGB menyampaikan studium general di kampus yang dipimpinnya. Selepas mendengar presentasi TGB tentang Pendidikan Islam, ia terkagum-kagum. Menurutnya ia tidak sefaham dengan opini sebegaian orang bahwa Indonesia mengalami krisis kepemimpinan masa depan. Buktinya, Indonesia masih punya stok calon presiden masa depan, satu di antaranya adalah Muhammad Zainul Majdi. Subhanallah.
Penulis H. Ahmad Zainul Hadi, MA
(Alumnus Pascasarjana UIN jakarta, kini dosen IAIH Pancor)

Daftar Blog Saya

The Best

iklan

Related Websites