Ada Yang Mantap di Sini!

PPC Iklan Blogger Indonesia

Ada Yang Mantap di Sini!

PPC Iklan Blogger Indonesia

Minggu, 07 Juli 2013

Ulama’ Mekkah Nobatkan Ummi Raihanun Sebagai Mujahidah

NWBersatu.
Lombok Timur, DA; Hj Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid adalah putri sulung al Magfurulah Maulanasyaikh TGKH M Zainuddin Abdul Madjid, dari pernikahaannya Ummi Hj Rahmatullah.
Sebelum wafatnya maulanasyaikh mungkin hanya sebagian warga NW yang mengenal nama umi Raihanun, hal itu disebabkan karena ia tidak terlalu banyak berkecimpung dalam organisasi, waktunya habis untuk mengurus keluarga.
Kendati demikian, aura kepemimpinan Ummi Raihanun sudah diketahui ayah beliau sendiri, Maulanasyaikh, dan terbukti pasca wafatnya Maulanasyaikh, pada tahun 1997,  kondisi organisasi NW sedang tidak kondusif karena terjadinyaa faksi-faksi ditataran petinggi NW pada waktu itu.
Tanpa diduga, pada Muktamar X di Praya, Muktamirin sebagian besar memilih Hj St Raihanun ZAM sebagai Ketua Umum Pengurus Besar NW menggantikan suaminya H L Gede Wiresentane, yang juga mangkat.
Sebagian peserta Muktamar keluar meninggalkan lokasi Muktamar karena tidak menginginkan Ummi Raihanun sebagai Ketua PBNW  periode 1998-2003 dengan berbagai alasan.
Pasca terpilihnya ummi Raihanun sebagai ketua umum PBNW pada muktamar X di Praya, ia bersama jajaran mulai bekerja dengan semangat juang tinggi  dan tanpa lelah terus mengarungi kerasnya medan perjuangan dan terbukti mampu mengembangkan organisasi dan madrasah NW di berbagai pelosok Nusantara. Dengan keberhasilan pada periode 1998-2003, pada muktamar XI dan XII di Anjani , Ummi Raihanun kepada dipercaya memimpin NW.
Berbagai pujianpun mengalir atas keberhasilannya mengembangkan NW serta kegigihannya memperjuangkan Islam Ahlussunah Waljamaah, bahka para ulama dari Tanah Suci Mekkah sangat kagum atas hasil yang dicapai dalam mengembangkan Islam kendati seorang perempuan. Kita bisa bayangkan, di bawah kepemimpinan ummi Raihanun, hampir setiap HULTAH NWDI di Anjani, selalu dihadiri oleh para ulama Makkah, bukan hanya satu dua orang yang hadir tapi sampai lima orang ulama dari Tanah Suci selalu ingin hadiri setiap HULTAH NWDI di Anjani. Maka tanpa ragu seorang ulama terkemuka Kota Mekkah yaitu Syaikh Sayyid Abbas bin Alawi al Maliki saudara dari Prof. Dr. Sayyid Muhammad Alawi Maliky al Hasani, menobatkan Ketua Umum PBNW Ummi Hj St Raihanun ZAM sebagai seorang Mujahidah Islam (pejuang Islam perempuan) yang sangat tangguh tanpa mengenal lelah berjalan dan terus berjalan mengarungi perjuangan setiap harinya.
Menurut penuturan salah seorang Masyaikh Mahad TGH Zaini Abdul Hanan, gelar Mujahidah itu diberikan ulama Makkah  pada saat Ummi Raihanun pergi umroh pada bulan Apri lalu, saat beliau berziarah ke Syaikh Sayyid Abbas bin Alawi al Maliki.
Menurut pandangan Sayyid Abbas yang memiliki silsilah keturunan Nabi Besar Muhammad SAW itu ummi Raihanun layak menyandang gelar Mujahidah, karena semangat dan nilai juang yang sangat tinggi yang dimiliki putri Maulanasyaikh TGKH M Zainuddin Abdul Madjid tersebut.
Tingginya nilai perjuangan pendiri Yayasan Pendidikan Pontren Syaikh Zainuddin NW Anjani ini terpampang jelas hasilnya seperti di tulis dalam buku “ Ibu Rumah Tangga Gemparkan Lombok” (Biografi Ummi Raihanun) yang ditulis Dr. H M Mugni, M. Kom., M.Pd.
      Di dalam buku itu ditulis bagaimana kegigihan seorang Ummi Raihanun dalam menegakan panji-panji Islam melalui organisasi yang didirikan ayah beliau, yaitu organisasi NW. Berikut kutipan tulisan Dr Mugni tentang kegigihan Umi Raihanun dalam berjuang “Kegigihan dan keberhasilan  perjuangan Umi, diakui oleh tokoh-tokoh nasional. Hal ini dibuktikan dengan kahadiran beberapa  tokoh Nasional di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin Nahdlatul Wathan Anjani Lombok Timur. Di antara tokoh-tokoh nasional yang pernah bersilaturrahmi ke Umi, yakni Yakob Nawawea dalam kapasitas beliau sebagai Menteri Tanaga Kerja Kabinet Megawati. KH. Hasyim Muzadi dalam kapasitas beliau sebagai Ketua Umum PBNU. Din Syamsudin dalam kapasitas beliau sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah. Hatta Rajasa dalam kapasitas beliau sebagai Menteri Sekretaris Negara, dan Muhammad Yusuf Kalla dalam kapasitas beliau sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.
       Menurut data yang ada bahwa selama Nahdlatul Wathan berdiri sampai akhir hayat Maulana Syaikh selaku pendiri tidak pernah dikunjungi oleh Wakil Presiden. Yang pernah berkunjung hanya sampai setingkat Menteri dan calon Wakil Presiden, seperti Harmoko dalam kapasitasnya sebagai Menteri Penerangan, Jenderal Tri Trisno dalam kapasitasnya sebagai Panglima ABRI saat itu dan akan menjadi calon Wakil Presiden, dan lain-lain.
       Tidak mungkin tokoh-tokoh ini akan hadir di Anjani kalau bukan karena ketokohan dan kegigihan Umi dalam perjuangan  dengan  hasil yang nyata. Seperti diungkapkan pada bagian pendahuluan buku ini  bahwa Umi adalah hanya sebagai ibu rumah tangga dan tidak banyak muncul dalam kegiatan-kegiatan organisasi Nahdlatul Wathan kecuali dalam kegiatan-kegiatan Muslimat Nahdlatul Wathan. Tetapi begitu Maulana Syaikh wafat dan mendapat mandat menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan, Umi muncul sebagai pewaris Maulana Syaikh termasuk dalam kegigihannya dalam perjuangan. Maulana Syaikh pernah mengatakan, “Aku ingin seperti matahari selalu berputar sepanjang hari tidak pernah berhenti.” Falsafah matahari ini diwujudkan Maulana Syaikh dengan terus berkeliling sepanjang hari memberikan pengajian kepada jamaah rata-rata tiga kali sehari, yakni pagi hari untuk tullab Ma’had, siang dan sore hari memberikan pengajian di tengah-tengah masyarakat secara bergiliran.
       Falsafah perjuangan Maulana Syaikh ini diwariskan oleh Ummi dengan terus berkeliling setiap hari membina umat. Pagi hari menerima tamu yang berhubungan dengan kegiatan Nahdlatul Wathan atau politik, siang dan sore hari memberikan pengajian kepada masyarakat bersama tuan guru-tuan guru Nahdlatul Wathan. Pada malam hari pun terus menerima tamu, berdiskusi untuk kepentingan Nahdlatul Wathan, sehingga banyak orang bilang “Umi itu wanita baja, Umi itu wanita kuat, siapa laki-laki yang bisa menandingnya, seandainya Umi laki-laki, tidak terbayangkan apa yang Umi lakukan,  wajar anak bapaknya, embe aneng aik ngelek (kemana arah air jalan)”.
       Satu hal yang luar biasa, bagi Umi bila sudah menyangkut masalah perjuangan tidak ingin menunda-nunda waktu, ingin selalu cepat. Ini yang sering kali tidak bisa diikuti oleh pembantu-pembatu Umi karena mereka biasanya banyak pertimbangan dengan mengakaji akibat-akibat yang terjadi bila satu hal itu dikerjakan dengan tergesa-gesa. Tetapi kadang-kadang Umi tidak tertarik dengan diskusi atau kajian-kaajian yang terlalu lama. Pembantu-pembatu Umi yang tidak sepenuhnya menerima pola-pola yang seperti itu kadang-kadang menjadi apatis. Bahkan ada juga yang tidak aktif lagi di organisasi (Anjani) tetapi tetap berjuang di bawah bendera Nahdlatul Wathan secara mandiri dan mengakui Anjani sebagai afiliasinya. Sikap ini biasanya ditemukan pada kader-kader/pembantu-pembatu Umi yang berpikirnya rasional. Memang inilah faktanya, banyak kader Nahdlatul Wathan yang berpikir rasional sebagai produk dari pendidikan formal yang mereka peroleh. Kadang-kadang mereka sulit menerima doktrin sami’na waata’na bila tidak rasional menurut mereka. Tetapi ada juga yang terus melaksanakan semuanya tanpa banyak bertanya dengan prinsip yang penting sudah dikerjakan. Hasil dan akibat urusan belakang yang penting sudah melaksanakan perintah Umi.
       Menurut beberapa orang yang  penulis wawancarai bahwa kegigihan Umi dalam mendirikan madrasah persis sama dengan Maulana Syaikh. Bila sudah berencana mendirikaan madrasah harus terwujud dan semangatnya terus menyala-nyala. Lihat saja sudah berapa madrasah didirikan dalam masa kepemimpiannya sebagai Ketua Umum PBNW. Umi juga melakukan tradisi Maulana Syaikh dengan memberikan panitia pembangunan sumbangan awal sebagai “jejaton/penyembek”. Bahkan Umi juga langsung mengendalikan pembangunan madrasah yang di tempat itu minim orang NW-nya, seperti di wilayah Pemongkong Kecamatan Jerowaru, Tanjung Sanggar Labuhan Lombok, dan lain-lain”.
      

0 comments:

Daftar Blog Saya

The Best

iklan

Related Websites