Ada Yang Mantap di Sini!

PPC Iklan Blogger Indonesia

Ada Yang Mantap di Sini!

PPC Iklan Blogger Indonesia

Minggu, 07 Juli 2013

Syaikh Ayyub: “ Warga NW Harus Bangga Punya Umi Raihanun”

NWBersatu.
Anjani, DA; Kehebatan dan kecerdikan umi Hj St Raihanun tidak saja diakui para petinggi negara Indonesia, tapi juga diakui para ulama dari Tanah Suci Makkah. Salh satunya adalah Syaikh Sayyid Ayyub Abkar Asad bin Ali al Ahdal Alyamani Al Makki. Bahkan pengajar Madrasaah Saulatiyah Mekkah ini selalu rindu ingin ke Anjani untuk mengajar thullab Mahad.
TGH Zaini Abdul Hanan kepada Dewi Anjani menuturkan sejarah kenapa Syaikh Ayyub mulai mengajar Kitab Hadist Kutubussitah (Kitab Hadits yang enam). Pada suatu hari saat Syaikh Ayyub dalam mubassyirat/halwat (Zikir) ia seolah sedang mengajar Kitab Hadist Kutubussitah di masjid Jamik Darul Qur’an Wal Hadits Anjani, yang didampingi Ust. H Khairul Fatihin (putra sulung Ummi Raihanun)
Pada saat musim haji, umi Raihanun didampingi TGH Anas Haasyri, TGH Zaini Abdul Hanan, TGH Zainal Arifin Munir, dan Sekjen PBNW al Marhum TGH Abdul Hayyi Nukman, berziarah ke Syaikh Ayyub, dan disanalah ia menceritakan isi mubassiratnya. Mendengar cerita Umi Raihanun pda tahun berikutnya langsung merealisasikan  apa yang disampaikan Syaikh Ayyub tersebut, dan hingga 2013 ini beliau sudah mengajar di Masjid Jamik Mahad Anjani sudah lima tahun tersisa tinggal satu tahu.
“Menurut Syaikh Ayyub, kalau sudah tamat Kitab Kutubussittah ini, beliau merasa puas dan sangat bahagia,”tuturTGH Zaini.
Kekaguman akan perjuangan dan kecerdikan umi Raihanun, ulama ahli Hadist ini membuat takriz kepada umi Raihanun, yang diterjemahkan oleh TGH Zaini kira-kira maksudnya.
“Seakan-akan beliau bertanya siapakah seperti Umi Raihanun dari segi pikiran, keturunan dan kelebihannya.
Dia punya kegiatan yang bersih, pikirannya jernih yang menunjukan tinggi kebijakan dan kecerdikannya.
Al Mgfurulah Maulanasyaikh sangat kagum kepadanya dan bergembira di alam barzahnya melihat aktivitas yang dilakukan umi Raihanun.
Kegiatan dan aktivitas umi Raihanun sangat mulia yang menyibukan pikiran-pikiran para cendikiawan  memikirkannya.
Mudah-mudahan ia dipanjangkan umurnya dilimpahkan keberkahan, agar para santri penuntut ilmu dapat keberkahan dan manfaatnya.
Maka penghormatan sangat tinggi disampaikan kepadanya selama dunia ini masih bersama penghuninya”.
Menurut TGH Zainim alasan Syaikh Ayyub membuat syair untuk umi Raihanun adalah pada tanggal 12 Ramadhan sekitar pukul 10 pagi, saat beristirahat, Syaikh Ayyub didatangi maulanasyaikh TGKH M Zainuddin Abdul Madjid, dan berucap: “Ya Sayyid, baik yang kau lakukan ini. Silahkan istirahat”.
Syaikh Ayyub sangat menghormati umi Raihanun, sehingga sering beliau berucap barang siapa yang tidak mengikuti kebijkaan ummi raihanu dia akan mendapat masalah. Bahkan dalaam sambutann Muktamar XI di Anjani Syaikh Ayyub menyebut juga umi Raihanun sebagai seorang Mujahidah, ia berpesan hormati dia karena kebaikan ada padanya.(da-1)

Ulama’ Mekkah Nobatkan Ummi Raihanun Sebagai Mujahidah

NWBersatu.
Lombok Timur, DA; Hj Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid adalah putri sulung al Magfurulah Maulanasyaikh TGKH M Zainuddin Abdul Madjid, dari pernikahaannya Ummi Hj Rahmatullah.
Sebelum wafatnya maulanasyaikh mungkin hanya sebagian warga NW yang mengenal nama umi Raihanun, hal itu disebabkan karena ia tidak terlalu banyak berkecimpung dalam organisasi, waktunya habis untuk mengurus keluarga.
Kendati demikian, aura kepemimpinan Ummi Raihanun sudah diketahui ayah beliau sendiri, Maulanasyaikh, dan terbukti pasca wafatnya Maulanasyaikh, pada tahun 1997,  kondisi organisasi NW sedang tidak kondusif karena terjadinyaa faksi-faksi ditataran petinggi NW pada waktu itu.
Tanpa diduga, pada Muktamar X di Praya, Muktamirin sebagian besar memilih Hj St Raihanun ZAM sebagai Ketua Umum Pengurus Besar NW menggantikan suaminya H L Gede Wiresentane, yang juga mangkat.
Sebagian peserta Muktamar keluar meninggalkan lokasi Muktamar karena tidak menginginkan Ummi Raihanun sebagai Ketua PBNW  periode 1998-2003 dengan berbagai alasan.
Pasca terpilihnya ummi Raihanun sebagai ketua umum PBNW pada muktamar X di Praya, ia bersama jajaran mulai bekerja dengan semangat juang tinggi  dan tanpa lelah terus mengarungi kerasnya medan perjuangan dan terbukti mampu mengembangkan organisasi dan madrasah NW di berbagai pelosok Nusantara. Dengan keberhasilan pada periode 1998-2003, pada muktamar XI dan XII di Anjani , Ummi Raihanun kepada dipercaya memimpin NW.
Berbagai pujianpun mengalir atas keberhasilannya mengembangkan NW serta kegigihannya memperjuangkan Islam Ahlussunah Waljamaah, bahka para ulama dari Tanah Suci Mekkah sangat kagum atas hasil yang dicapai dalam mengembangkan Islam kendati seorang perempuan. Kita bisa bayangkan, di bawah kepemimpinan ummi Raihanun, hampir setiap HULTAH NWDI di Anjani, selalu dihadiri oleh para ulama Makkah, bukan hanya satu dua orang yang hadir tapi sampai lima orang ulama dari Tanah Suci selalu ingin hadiri setiap HULTAH NWDI di Anjani. Maka tanpa ragu seorang ulama terkemuka Kota Mekkah yaitu Syaikh Sayyid Abbas bin Alawi al Maliki saudara dari Prof. Dr. Sayyid Muhammad Alawi Maliky al Hasani, menobatkan Ketua Umum PBNW Ummi Hj St Raihanun ZAM sebagai seorang Mujahidah Islam (pejuang Islam perempuan) yang sangat tangguh tanpa mengenal lelah berjalan dan terus berjalan mengarungi perjuangan setiap harinya.
Menurut penuturan salah seorang Masyaikh Mahad TGH Zaini Abdul Hanan, gelar Mujahidah itu diberikan ulama Makkah  pada saat Ummi Raihanun pergi umroh pada bulan Apri lalu, saat beliau berziarah ke Syaikh Sayyid Abbas bin Alawi al Maliki.
Menurut pandangan Sayyid Abbas yang memiliki silsilah keturunan Nabi Besar Muhammad SAW itu ummi Raihanun layak menyandang gelar Mujahidah, karena semangat dan nilai juang yang sangat tinggi yang dimiliki putri Maulanasyaikh TGKH M Zainuddin Abdul Madjid tersebut.
Tingginya nilai perjuangan pendiri Yayasan Pendidikan Pontren Syaikh Zainuddin NW Anjani ini terpampang jelas hasilnya seperti di tulis dalam buku “ Ibu Rumah Tangga Gemparkan Lombok” (Biografi Ummi Raihanun) yang ditulis Dr. H M Mugni, M. Kom., M.Pd.
      Di dalam buku itu ditulis bagaimana kegigihan seorang Ummi Raihanun dalam menegakan panji-panji Islam melalui organisasi yang didirikan ayah beliau, yaitu organisasi NW. Berikut kutipan tulisan Dr Mugni tentang kegigihan Umi Raihanun dalam berjuang “Kegigihan dan keberhasilan  perjuangan Umi, diakui oleh tokoh-tokoh nasional. Hal ini dibuktikan dengan kahadiran beberapa  tokoh Nasional di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin Nahdlatul Wathan Anjani Lombok Timur. Di antara tokoh-tokoh nasional yang pernah bersilaturrahmi ke Umi, yakni Yakob Nawawea dalam kapasitas beliau sebagai Menteri Tanaga Kerja Kabinet Megawati. KH. Hasyim Muzadi dalam kapasitas beliau sebagai Ketua Umum PBNU. Din Syamsudin dalam kapasitas beliau sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah. Hatta Rajasa dalam kapasitas beliau sebagai Menteri Sekretaris Negara, dan Muhammad Yusuf Kalla dalam kapasitas beliau sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.
       Menurut data yang ada bahwa selama Nahdlatul Wathan berdiri sampai akhir hayat Maulana Syaikh selaku pendiri tidak pernah dikunjungi oleh Wakil Presiden. Yang pernah berkunjung hanya sampai setingkat Menteri dan calon Wakil Presiden, seperti Harmoko dalam kapasitasnya sebagai Menteri Penerangan, Jenderal Tri Trisno dalam kapasitasnya sebagai Panglima ABRI saat itu dan akan menjadi calon Wakil Presiden, dan lain-lain.
       Tidak mungkin tokoh-tokoh ini akan hadir di Anjani kalau bukan karena ketokohan dan kegigihan Umi dalam perjuangan  dengan  hasil yang nyata. Seperti diungkapkan pada bagian pendahuluan buku ini  bahwa Umi adalah hanya sebagai ibu rumah tangga dan tidak banyak muncul dalam kegiatan-kegiatan organisasi Nahdlatul Wathan kecuali dalam kegiatan-kegiatan Muslimat Nahdlatul Wathan. Tetapi begitu Maulana Syaikh wafat dan mendapat mandat menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan, Umi muncul sebagai pewaris Maulana Syaikh termasuk dalam kegigihannya dalam perjuangan. Maulana Syaikh pernah mengatakan, “Aku ingin seperti matahari selalu berputar sepanjang hari tidak pernah berhenti.” Falsafah matahari ini diwujudkan Maulana Syaikh dengan terus berkeliling sepanjang hari memberikan pengajian kepada jamaah rata-rata tiga kali sehari, yakni pagi hari untuk tullab Ma’had, siang dan sore hari memberikan pengajian di tengah-tengah masyarakat secara bergiliran.
       Falsafah perjuangan Maulana Syaikh ini diwariskan oleh Ummi dengan terus berkeliling setiap hari membina umat. Pagi hari menerima tamu yang berhubungan dengan kegiatan Nahdlatul Wathan atau politik, siang dan sore hari memberikan pengajian kepada masyarakat bersama tuan guru-tuan guru Nahdlatul Wathan. Pada malam hari pun terus menerima tamu, berdiskusi untuk kepentingan Nahdlatul Wathan, sehingga banyak orang bilang “Umi itu wanita baja, Umi itu wanita kuat, siapa laki-laki yang bisa menandingnya, seandainya Umi laki-laki, tidak terbayangkan apa yang Umi lakukan,  wajar anak bapaknya, embe aneng aik ngelek (kemana arah air jalan)”.
       Satu hal yang luar biasa, bagi Umi bila sudah menyangkut masalah perjuangan tidak ingin menunda-nunda waktu, ingin selalu cepat. Ini yang sering kali tidak bisa diikuti oleh pembantu-pembatu Umi karena mereka biasanya banyak pertimbangan dengan mengakaji akibat-akibat yang terjadi bila satu hal itu dikerjakan dengan tergesa-gesa. Tetapi kadang-kadang Umi tidak tertarik dengan diskusi atau kajian-kaajian yang terlalu lama. Pembantu-pembatu Umi yang tidak sepenuhnya menerima pola-pola yang seperti itu kadang-kadang menjadi apatis. Bahkan ada juga yang tidak aktif lagi di organisasi (Anjani) tetapi tetap berjuang di bawah bendera Nahdlatul Wathan secara mandiri dan mengakui Anjani sebagai afiliasinya. Sikap ini biasanya ditemukan pada kader-kader/pembantu-pembatu Umi yang berpikirnya rasional. Memang inilah faktanya, banyak kader Nahdlatul Wathan yang berpikir rasional sebagai produk dari pendidikan formal yang mereka peroleh. Kadang-kadang mereka sulit menerima doktrin sami’na waata’na bila tidak rasional menurut mereka. Tetapi ada juga yang terus melaksanakan semuanya tanpa banyak bertanya dengan prinsip yang penting sudah dikerjakan. Hasil dan akibat urusan belakang yang penting sudah melaksanakan perintah Umi.
       Menurut beberapa orang yang  penulis wawancarai bahwa kegigihan Umi dalam mendirikan madrasah persis sama dengan Maulana Syaikh. Bila sudah berencana mendirikaan madrasah harus terwujud dan semangatnya terus menyala-nyala. Lihat saja sudah berapa madrasah didirikan dalam masa kepemimpiannya sebagai Ketua Umum PBNW. Umi juga melakukan tradisi Maulana Syaikh dengan memberikan panitia pembangunan sumbangan awal sebagai “jejaton/penyembek”. Bahkan Umi juga langsung mengendalikan pembangunan madrasah yang di tempat itu minim orang NW-nya, seperti di wilayah Pemongkong Kecamatan Jerowaru, Tanjung Sanggar Labuhan Lombok, dan lain-lain”.
      

Rabu, 15 Mei 2013

TGB AMIN TETAP TERATAS

NWBersatu.
Hasil hitung cepat dari dari 2 lembaga survei memenangkan pasangan TGB-Amin.
Pasangan  M. Zainul Majdi- Muhammad Amin meraih suara di atas 43%, sehingga pasangan itu menang tanpa harus melakukan pilkada ulang atau putaran kedua.
Pemungutan suara pemilihan kepala daerah (Pilkada) Nusa Tenggara Barat berlangsung Senin (13/5/2013) dan tinggal menunggu hasil hitungan Komisi Pemilihan Umum.
Hasil Hitung Cepat Pilkada NTB oleh Jaringan Suara Indonesia
Kandidat
Suara
TGB-Amin (M Zainul Majdi- Muhammad Amin)
44,63%
Zul-Ichsan (Zulkifli Muhadli- H Muhammad Ichsan)
25,81%
Harum (Harun Al Rasyid- Muhyi Abidin)
22,08%
SJP-Johan (H Suryadi Jaya Purnama-Johan Rosihan)
7,48%
Sumber: Antara
Hasil Hitung Cepat Pilkada NTB oleh Lingkaran Survei  Indonesia
Kandidat
Suara
TGB-Amin
43,05%
ZUL-Ichsan
26,85%
Harun-Muhyi
23,35%
SJP-Johan
 8,75%
Sumber: kompilasi
Hitung cepat dari Jaringan Suara Indonesia (JCI) menempatkan TGB-Amin sebagai pemenang dengan perolehan 44,63% suara.
Sementara itu, pasangan Zul-Ichsan (Zulkifli Muhadli- H Muhammad Ichsan) dan Harum (Harun Al Rasyid- Muhyi Abidin) bersaing ketat di posisi ke-2.
Zainul Majdi yang akrab disapa TGB merupakan Gubernur NTB periode 2008-2013, yang juga menjabat Ketua DPD Partai Demokrat.
Berikut  profil kandidat berdasarkan partai pendukungnya.
TGB-Amin (M Zainul Majdi- Muhammad Amin)
Diiusung 7 partai: Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, dan Partai Gerindra.
Zul-Ichsan (Zulkifli Muhadli- H Muhammad Ichsan)
Didukung 4 partai: Partai Bulan Bintang (PBB),Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU), Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), Partai Pengusaha & Pekerja Indonesai (PPPI).
Harum (Harun Al Rasyid- Muhyi Abidin)
Didudukung 18 Partai: PNBK Indonesia, PPDI, Partai Buruh, PNI-Marhaenisme,PDP, PSI,PPNUI,PPN, PPI, PAKAR PANGAN, Partai Patriot, Partai Merdeka,PMB,PIS,BARNAS,Partai Kedaulatan, PKP Indonesia, Hanura.
SJP-Johan (H Suryadi Jaya Purnama-Johan Rosihan)
Diusung 3 partai: Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN). (Jibi/nj/wde)

Minggu, 05 Mei 2013

AMID MA'HAD DQH NW ANJANI DUKUNG TGB AMIN JADI GUBERNUR

NWBersatu.Amid Ma'had Darul Qur'an Wal-Hadits NW Anjani, TGH. Muh. Ruslan Zain An-Nahdly dengan tegas menyampaikan dukungannya terhadap petahana TGB Dr. KH Muh. Zainul Majdi, MA. Dukungan ini terbukti saat keluarga besar Ponpes Darul Kamal Annur NW Kembang Kerang Aikmel menyatakan dukungannya.Dukungan dikemasa dalam pengajian Silaturrahim di komplek ponpes bersangkutan. TGH. Ruslan dalam sambutannya melontarkan sejumlah pertanyaan kepada jamaah. Ia menanyakan tanggal dan nomor berapa yang harus dipilih. Pertanyaan itu secara spontan dijawab kompak, " tanggal 13, nomor 1 dan 3 yang berarti 1 untuk pasangan TGB Amin dan 3 untuk pasangan SUFI ( Sukiman Lutfi ) balas jamaah dengan suara tinggi, Kamis(2/5). Tak hanya itu disekitar area ponpes tampak terpasang baliho pasangan TGB Amin, yang dibawahnya tertulis " Keluarga Besar Ponpes Darul Kamal An-Nur" Sejumlah bendera parpol juga berkibar di sepanjang jalur Aikmel-Suela.
Sementara itu, Dr TGH Muh Zainul Majdi dalam tausyiahnya menekankan pentingnya pendidikan. Peran orang tua sangat menentukan bagi kelangsungan pendidikan generasi muda. Selain TGB, hadir pula petahana Lombok Timur. HM Sukiman Azmy, orang nomor satu di Lotim ini hadir lebih dulu sebelum TGB. Selain dua tokoh ini, ada juga wajah familiar lainnya, yakni TGH Husnuddu'at. Ia turut tampil memberikan pengajian.( Sumber Radar Lombok )

Kamis, 02 Mei 2013

KATA MEREKA TENTANG TGB

NWBersatu.


Tgbamin.com-Sosok yang dibahas kali ini bukan sosok yang asing di telinga dan mata kita, bahkan sudah sangat familiar. Hampir 5 tahun lebih berita tentang dirinya, aktifitas, dan kinerjanya seolah menjadi menu wajib surat kabar yang terbit di seantero NTB. Termasuk juga Lombok Post sebagai koran terbesar se-NTB.
Muhammad Zainul Majdi adalah tokoh fenomenal dunia kepesantrenan hari ini. Dia yang akrab disebut TGB, sebelum menjabat Gubernur, selama kurang lebih 10 tahun bersafari dakwah mengadakan pengajian di kota dan di kampung se-NTB. Kaset ceramahnya diputar di rumah-rumah dan di masjid-masjid mengimbangi ceramah KH. Zainuddin MZ. Akhirnya tatkala mencalonkan diri sebagai Gubernur NTB tahun 2008 lau, hal itu seolah membuka lembaran baru perpolitikan NTB.
Bagaimana tidak, seperti ditulis oleh Dr. Rasmianto dalam kata pengantar sebuah buku yang mengulas kiprah tokoh kita ini, bahwa dia hadir di NTB yang penuh warna dan penuh kejutan. Satu sisi dia merefresentasikan dunia ketuanguruan dan di sisi lain merefresentasikan birokrat santri yang masih muda belia. “Sebagai sosok tuan guru, muda lagi, dia hadir pada saat dan waktu yang tepat,” tulisnya.
Penulis merekam beberapa testimoni dan opini dari beragam kalangan tentang Muhammad Zainul Majdi sebagai seorang pribadi, intelektual, ulama, dan Gubernur NTB.
TGB sebagai Gubernur NTB
Suatu hari penulis berdialog ringan dengan salah satu ajudan Gubernur NTB saat bersilaturrahim ke Ummi Siti Rauhun dan TGB di gedeng Pancor. Penulis bertanya padanya tentang kesan menjadi ajudan TGB. Ia menjawab bahwa dirinya banyak mendapat ilmu dari TGB. “Gubernur sekarang inilah yang paling dekat dengan bawahan atau pegawainya. Beliau sering keliling kantor, tanya ini itu tentang pekerjaan. Ia selalu senyum tapi tegas. ”Menurutnya itulah kesan rekan-rekan kerjanya yang sudah lama di Gubernuran. Ketika penulis desak apa kekurangannya, dia menjawab, “Kurangnya, tidak banyak orang seperti beliau, menurut saya beliau rendah hati tapi wibawanya nggak dibuat-buat.”
Selepas cucu pendiri NW, TGKH M. Zainuddin Abdul Majid ini terpilih menjadi Gubernur periode 2008-2013, antusiasme masyarakat mengundang TGB dalam berbagai kegiatan meningkat tajam. Tidak saja dalam kegiatan agama, seperti pengajian, peletakan batu pertama masjid, madrasah, pesantren, khutbah Jum’at, namun menjalar ke semua kegiatan lain seperti seminar berbagai disiplin ilmu, pelantikan pengurus ormas, diskusi publik, studium general, hingga sunatan anak. Menurut orang dalam gubernuran, antusiasme luar biasa ini tidak terjadi pada Gubernur-gubernur NTB sebelum TGB. “Jadi wajar bila TGB tidak bisa hadiri semua, badan beliau cuma satu, seandainya bisa menghadiri semua, maka akan dipenuhinya. Jadi terpaksa ia berbagi peran dengan wakil atau rekan beliau.”Demikian penuturannya. Biasanya selepas selesai acara di kampus atau di masyarakat, TGB selalu dikerubuti jamaah atau mahasiswa sekedar bersalaman, minta kepala anaknya dielus, bahkan minta foto-foto.
Kehadiran beberapa ulama Timteng di Pendopo Gubernur NTB adalah peristiwa langka sebelumnya, bahkan mungkin saja belum pernah. Namun, saat NTB dipimpin TGB, Alhamdulillah mereka menginjakkan kaki di sana dan diterima sebagai tamu kehormatan daerah. Menghormati ulama dan memuliakannya adalah akhlak Islami yang fundamental sekali, sebab mereka adalah penyambung lidah para Nabi. Tercatat Prof. Dr. Abdul Hayy Al-Farmawi asal Mesir, Al-Habib Zain bin Sumaith yang tinggal di Jeddah, Al-Habib Salim As-Syatiry asli Yaman, dan Dr. Muhammad bin Ismail Zain Al-Makki domisili Makkah, adalah para tamu Gubernur. Panitia tidak lupa mengundang para tuan guru dan alim ulama menemani TGB mendengar siraman tausyiah dari para ulama itu. Para Tuan Guru berseloroh tidak ada ceritanya dari dulu Tuan guru ngaji ke pendopo, kecuali di masa TGB menjabat. Ada pula yang bergumam, “Pendopo seolah rumah sendiri”.
Dalam sebuah pengajian, TGH. Habib Tantawi, asal Praya menceritakan bahwa saat rombongan Tuan guru dan pimpinan ponpes se-NTB yang dipimpin TGH. Safwan Hakim mengadakan kunjungan ke beberapa ponpes di Jawa, salah satunya adalah Pondok Modern Gontor, Kiyai Gontor, Dr. KH. Syukri Zarkasi memberi motivasi kepada para santrinya. Di dampingi para Tuan guru asal NTB ia menyatakan bahwa para santri Gontor harus termotivasi agar bisa mengikuti jejak Gubernur NTB. Gubernur termuda Indonesia yang lahir dari rahim pesantren. Ini menandakan euporia kebangkitan pesantren dengan terpilihnya TGB telah menjalar ke seluruh Indonesia.
Ini terbukti ketika adik penulis yang pernah tinggal di kota Jayapura selama 11 bulan. Dari beberapa masjid yang dia kunjungi dan berdialog dengan para pengurus di sana, banyak kesan seragam yang membuat ia takjub. Ketika ia ditanya, “Ustadz asal mana?” Lantas dia menjawab berasal dari Lombok. Mereka rata-rata menjawab, “Lombok itu NTB, yang gubernurnya termuda dan Kiyai itu? Kami bangga, meskipun bukan orang NTB, ada pemuda muslim sekaligus ulama menjadi pimpinan daerah. Seandainya di semua daerah seperti itu,” ungkapnya.
TGB Sebagai Ulama dan Intelektual
Testimoni ini riwayatnya shahih, penulis dengar langsung dari dua orang rekan TGB, dalam kesempatan berbeda, pertama Dr. Muhlis Hanafi, dosen UIN Jakarta dan anggota badan pentashih Al-Qur’an pusat dan Dr. M. Said Ghazali, dosen IAIH Pancor dan IAIN Mataram. Keduanya sahabat karib TGB di Mesir. Saat TGB mengambil Magister di Al-Azhar jurusan Tafsir Al-Qur’an, tahun pertama (fashlul awwal) jumlah mahasiswa yang diterima 40 orang. Setiap kenaikan tingkat diadakan semester, hanya yang nilainya bagus saja yang lulus. Ternyata pada tahun kedua atau fashlu atsani tidak ada yang lulus, kecuali hanya seorang, yaitu TGB. Akhirnya hingga Menggondol gelar S2, beliau hanya belajar 4 mata dengan para dosennya, karena hanya TGB seorang yang tersisa di kelas itu.
Gelar doktor ilmu tafsir pun berhasil diraihnya. Di sela-sela kesibukannya sebagai Gubernur, ia berhasil menyelesaikan disertasinya tentang studi filologi atas Tafsir Ibnu Kamal Basya dari surat An-Naml hingga surat As-Shaffat. Disertasi itu meliputi editing naskah manuskrip yang ditulis abad 10 H, memberi kritik, komentar, dan analisis metode penafsiran. Oleh pengujinya yang terdiri dari pakar Tafsir kelas dunia, ia dianugerahi Martabah Syaraf Al-Ula atau Summa Cumlaude dengan merekomendasikan risetnya untuk dicetak dan disebarluaskan ke dunia Islam atas biaya Al-Azhar.
Keunggulan intelektual TGB memang sudah tercium sejak masih belajar di Pancor. Penulis sering menjumpai Zainul Majdi muda sering membeli buku baru di toko buku milik penulis, Toko Hikmah Pancor. Penulis sering mendapatinnya sedang menyetor hafalan di rumah Syaikh Jum’ah Al-Misry, seorang masyaikh Ma’had DQH NW Pancor asal Mesir di awal tahun 90-an. Bahkan, menurut cerita para guru senior di Muallimin, almamater penulis, terkadang TGB ketiduran di kelas saat guru sedang menerangkan. Namun, saat dia ditanya materi yang disampaikan saat itu, dia selalu bisa menjawab dengan jawaban yang memuaskan. Zainul Majdi adalah primadona dan buah bibir secara turun menurun di madrasah Muallimin Pancor hingga kini.
Dalam kunjungannya ke Yayasan Pendidikan Hamzanwadi NW Pancor, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. M. Nuh menyebut bahwa TGB adalah aset NTB. Bahkan dirinya berharap TGB ke depannya bisa memimpin Indonesia, bahkan berpotensi memimpin dunia. Ungkapannya itu sontak disambut gema takbir ribuan santri yang hadir malam itu. Kesan yang sama disampaikan oleh Rektor UIN Malang, Prof. Imam Suprayogo saat TGB menyampaikan studium general di kampus yang dipimpinnya. Selepas mendengar presentasi TGB tentang Pendidikan Islam, ia terkagum-kagum. Menurutnya ia tidak sefaham dengan opini sebegaian orang bahwa Indonesia mengalami krisis kepemimpinan masa depan. Buktinya, Indonesia masih punya stok calon presiden masa depan, satu di antaranya adalah Muhammad Zainul Majdi. Subhanallah.
Penulis H. Ahmad Zainul Hadi, MA
(Alumnus Pascasarjana UIN jakarta, kini dosen IAIH Pancor)

Senin, 22 April 2013

KETIKA TGB KEMBALI JADI PIMPINAN

  • 2 orang menyukai ini.
  • Rizal Alfian Ali klo TGB menang mau gak dia jangan bangun NW saja, karena sudah 5 tahun ke sana, kasi yang lain dong sekarang
  • Sri Asthuty betul pak....kan di NTB bukan cama ada NW aja....
  • Sri Asthuty betul pak....kan di NTB bukan cama ada NW aja....
  • Lalu Suyatno ye wah beng jalan Organisasi sak lain niki melen pinak ite jari NW doang selapuk.
  • Gerhana Bulan kemana kalian nih....freeet diskusi segera dimulai heheheheeheh
  • Caca Dyens pilihannya no. 2 SJP-JOHAN
  • Pak Hanan memang TGH. Has... ini inkonsistensi
  • Saif Zuhri NW itu pergerakan tanah air, jadi siapapun kalau mau melihat dari sisi baiknya tidak mesti anda masuk jadi kader NW, dan tdk usah membenci NW karena NW itu tidak membenci siapapun karena sama-sama berjuang untuk kemajuan tanah air. Pendirinya saja membuat lagu yg berisi " Jihaduna Lilmuslimin" bukan mengatakan untuk satu golongan saja.
  • Pak Hanan oooohhh ngecap....!tdk membenci siapapun (omong kosong) kok tdk bs bersatu padahal pade2 NW.
  • Saif Zuhri memang harus duduk bersama yg namanya bersatu? Klu saya melihatnya dari sisi satu jalur perjuangan untuk membesarkan organisasi NW khususnya dan perjuangan Islam pada umumnya, gak masalah berbeda pandangan. Itu namanya kita besar. wong bani Umayyah saja dan bani abbasiyah gak ketemu dan Islam terus maju bro. Baca sejarah supaya wawasan anda lebih berkembang
  • Sri Asthuty udahlah mas....di Lotim saja calon bupati dan wabupnya ada dua pasang dari NW. dulu pas pilbup Lombok tengah katanya Ishlah demi memenangkan gede Sakti, sekarang kemana ceritanya...kok maju sendiri-sendiri......terus lama-lama kan bani abbasiyah hancur oleh pasukan Mongol.....sampai sungai eufrat merah gara-gara pembantaian orang islam..apakah itu yang anda mau dengan NW?
  • Pak Hanan betul bu Sri... kasih tau dia itu
  • Pak Hanan NW ini sy minta supya hijrah ke seluruh dunia,kl betul2 kaderisasinya manjur seperti PKS. boro2 kaderisasi, pilih pemimpinnya saja, yg itu2 doang
  • Sri Asthuty dalam sejarah,setelah bani umayyah baru berdiri bani abbasiyah....setelah itu baru berdiri bani umayyah di Andalusia....ingat, mereka bkan dari keturunan yg sama, aplgi memperebutkan pemimpin kekuasaan. silahkan baca sejarahnya pak!!!
  • Saif Zuhri yang dibantai itu kan ummat Islam bu Sri. Dan Islam tidak tamat sampai di sana, ada bani Umayyah jilid 2 dan diteruskan oleh generasi salaf sesudahnya. Dan untuk mas hanan. NW itu organisasi pendidikan sosial dakwah, PKS itu partai politik
  • Pak Hanan oooooo organisasi sosial dan pendidikan yaaaa....tapi kok brPOLITIK paling kencang???kalah2 Parpol yg memang seharusnya berpolitik. apalagi memanfaatkan jamaahnya utk berpolitik spy bs jadi Gubernur. Apa ini maunya???????
  • Pak Hanan waduh2 inilah bermuka dua......gak jelas jadinya!!
  • Pak Hanan kalo mau no 2 sih ada SJP-JOHAN
  • Saif Zuhri Mr hanan.Dakwah itu tidak saja di kampus atau di meja perkuliahan. Politik itu juga bagian dari dakwah. Kalau jalan itu memang perlu dan untuk membesarkan Islam, tidak salah kan. Rasulullahpun ahli politik. jangan begok makanya. Dan untuk mencapai kebesaran ya harus dengan kekuasaan. Dan dakwah itupun bisa besar dengan kekuasaan juga.
  • Pak Hanan Cobalah bernalar dg rasional....Ormas kok berpolitik, jelas2 lg.
  • Pak Hanan pas gilirian peluang jadi Gubernur ormas diarahkan berpolitik,pasa tdk ada peluang politik kotor katanya.....inilah yg namanya tuukang ngecaaapppppp....
  • Saif Zuhri justru anda yg tidak berpikir rasional. anda sendiri menyebut partai anda partai dakwah. Padahal itu partai politik
  • Pak Hanan kami berdakwah jalurnya politik...jelas!!!
  • Saif Zuhri kecapnya kan dari anda,,,, tinggal kami yang pakai untuk menggulai yg kurang sedap
  • Pak Hanan anda ini tdk mau disebut ormas politik???krn jelas2 NW diarahkan ke Demokrat
  • Pak Hanan dulu PBB....sekarang Demokrat....nanti apa lagi yaaaaa????ngekoor sana sini yg penting dapat kekuasaan.
  • Saif Zuhri satu partai itu bukan suatu keharusan. Berpolitik itu adalah satu jalan untuk berdakwah dan itu dibolehkan. Kenapa anda yang repot sih
  • Pak Hanan kenapa gak bikin saja Partai NW??? jelas dan berani!!!
  • Pak Hanan sy gak repot....cuman loncat2 sana sini ini yg bermasalah
  • Saif Zuhri untuk apa buat partai.KLu sudah ada partai dan visi misinya jelas...wong orangnya juga bisa orang NW dan orang mana saja.terbuka saja
  • Saif Zuhri memang maslah buat lho
  • Pak Hanan berhenti jd ketum di Demokrat....pindah lg ke partai lain....??????waduh maunya enak saja
  • Sri Asthuty tapi kenapa selama ini pindah-pindah partai pak. jangan seperti kacang yang lupa akan kulitnya.....dulu TGB besar di dunia politik karena PBB. jadi DPR pusat karena PBB, jadi gubernur karena PBB dan PKS. kok sekarang ke demokrat......pa bukan itu namanya politik???????
  • Saif Zuhri ha ha.....siapa sih yg mau susah di dunia ini. anda kecewa ya..TGB tidak masuk ke PKS?
  • Pak Hanan makanya kl betul2 yakin politik bagian dr Islam, harus tangguh dong dlm berpolitik....jangan gara2 tdk punya posisi lalu keluar
  • Pak Hanan siapa yg kecewa???TGB gak mungkin akan diterima PKS kl langsung jd Ketum. Emang ente yg buat partai????siapapun masuk PKS harus siap dr bawah gak bs loncat2 seperti bos ente
  • Sri Asthuty maaf ya pak saif,PKS tidak butuh kader yg nomaden alias berpindah-pindah....alias plin plan...kami dikader dari kesadaran pribadi menambah ilmu agama bukan atas dasar kepentingan apapun....dengan berpolitik adalah salah satu jalannya....
  • Pak Hanan walopun jamaahnya sedunia TGB gak bs ompol2 jadi Ketum di PKS seperti dia jadi ketum di PD NTB
  • Saif Zuhri justru seharusnya bersyukur klu ada tokoh yg sudah masuk di Parpol tersebut dan itu yg membuatnya besar. klu sudah gak bisa besar...kan masih ada kader lain yg hebat juga untuk melanjutkan. Kan anda sendiri yg bilang tidak boleh terlalu banyak jabatan...silahkan yg lain yg melanjutkan. Dan kalau sekarang NW ke Demokrat kan bukan itu saja, banyak kok orang NW di Hanura dll
  • Pak Hanan betul bu Sri...gaya nomaden itu orang2 zaman dahulu...
  • Pak Hanan bung Saif intinya seleksi di PKS ini super ketat. tdk bs mentang2 (banyak jamaah, tokoh berpengaruh,dll)langsung jd ketum
  • Saif Zuhri dan dalam strategi politik...bergerilya itu juga salah satu siasah jitu. Dan andapun bergerilya dengan direct selling anda kan?. Dan yg justru tidak bisa jadi KETUm di PKS itu kan anda sendiri karena masih jauh dari kader yg lain. Mungkin baca qur'an juga masih seret-seret
  • Pak Hanan oh yaaaaa....sy memang gak mungkin jadi ketum PKS.sy org kecil tp salut dg PKS. gak apa2... ketimbang segudang ilmunya diajak ke PKS gak mau gara2 tdk jd ketum partai????nah ayooo gmn????segudang ilmunya saja ditolak oleh PKS apa lg yg kelas tri seperti saif dan sy....Tp Saif kelas Tri yg tdk penggemar PKS seperti sy
  • Pak Hanan pilkada Loteng katanya NW bersatu kok kalah sama Bodak.
  • Saif Zuhri gak masalah bro.....memang sy gak mimpi masuk di PKS...apalagi kenytaan. Dan gmn TGB mau jadi ketum di PKS.....masuk aja beliau ogah
  • Pak Hanan Bodak menang krn didukung oleh PKS. Inysa Alloh PKS akan menang di Pilkada NTB
  • Sri Asthuty pemilihan Ketum itu pake Istikharah dulu pak Saif....ndaksembarangan...bukan karena paling terkena, atau punya organisasi besar, atau jadi tokoh terkenal..l.......ndak kayak Demokrat, ndak variatif...pimpinannya .lhoe lagi lhoe lagi.....
  • Pak Hanan gak apa2...TGB kan suka yg loncat2,makanya jamaahnya jg ikut2an.sy catat omongan bung Saif yg tdk mimpi masuk PKS. dan gak butuh lho jg. Betul bu Sri, Lho lg lho lagi.....capek dehhhhh
  • Saif Zuhri istikharah itu....bukan hanya ketika jadi pemimpin...dan kalau di demokrat ada masalah kan di PKS juga terbelit masalah. Dan kita tidak tahu apakah orang sudah istikharah atau tidak.Dan itu bukan anda yg menentukan dan jadi penilainya.
  • Saif Zuhri roja' dan khauf itu memang harus ada bro. Disamping selalu berikhtiar
  • Pak Hanan tetapi sejarah mencatat suka tdk suka,yg ngemis2 mau didukung jd Pilgub th 2008 itu TGB.....dan PKS alhamdulillah mengantarkannya menang
  • Caca Dyens seruuuuuuuuuu....yang penting no.2 SJP-JOHAN titik..
  • Sri Asthuty tidk gampang jadi kader PKS pak Saif.......butuh keistiqomahan..kalau niatnya macam-macam akan gugur di tengah jalan.....bukan semata-mata mau pilkada atau pemilu aja baru jadi kader....tdksemudah itu....jangan habis manis sepah dibuang.dapat jabatan suka lupa teman......mantapPKS...
  • Pak Hanan rakyat NTB tau, TGB naik jadi Gubernur 2008-2013 adalah ada sumbang sih PKS
  • Pak Hanan betullllll bu Sri, benar jg Caca.... jd kl iman tdk kuat,mudah sekali tergoda dg jabatan. walaupun kita loncat2 partai
  • Sri Asthuty dulu aja Pilgub 2008, NW pecah jadi dua...sekarang juga begitu...sebenarnya NW itu pusatnya dimana sih.....pimpinannya Umi Raihanun atau TGB.....??????
  • Pak Hanan kl PKS kan partai yg tdk hanya untuk 5 thaun saja, tp lintas generasi sampe Islam menang di muka BUMI. makanya Palestina Kita Sayangi(PKS)
  • Pak Hanan Bu Sri, jangan tanya bung Saif yg begitu. mengeritik TGB sj tdk berani
  • Saif Zuhri trims PKS....tapi yg paling banyak kadernya waktu itu PBB di Lombok. Mbak Sri dan Mas hanan. Menjadi kader dakwah itu tidak mesti harus masuk di PKS,,,kita persilahkan teman-teman juga untuk berdakwah melalui apa saja asal jalurnya benar dan selalu berdasar alqur'an dan Sunnah serta ijma' Qiyas. Berbeda merupakan rahmah.
  • Pak Hanan oh yaaaaa.....PKS itu kualitas yg diutamakan. Kuantitas belakangan. sedikit tp berpengaruh. tp kl banyak saja tdk bs militan
  • Pak Hanan NW kan tdk ada alur kaderisasinya yg jelas
  • Pak Hanan karena tdk ada ahli kaderisasinya.....semua mau jadi atas saja
  • Pak Hanan PBB banyaknya sj tapi rapuh. apalagi setelah TGB loncat2an
  • Saif Zuhri Masalah anjani dan Pancor merupakan dua tempat perjuangan NW dan itu berjalan masing-masing dengan sendirinya. Di Jawa Barat, ada assyafiiyyah yg juga dipimpin oleh 2 orang tokoh dan termasuk keluarga NW meskipun tidak berlabel NW. Mereka juga berbeda tempt
  • Sri Asthuty sy sekolah lulus di NW pak Saif.....sy jg cinta Nw...tp sy kurng stju NW dijadikan alat dri partai politik......sy kagum dngan pendiri NW smpe skrng. tnpa ormasnya djdikan sbgai alat politik....tpi sbgai pembina masyrakat khusunya pendidikan....
  • Pak Hanan terus dimana lg???sebut
  • Saif Zuhri klu PBB sekarang rapuh...ya terserah pimpinannnya yg sekarang.
  • Pak Hanan itu dah kl kutu loncat,kacang lupa kulitnya
  • Saif Zuhri Kalau di Madrasah Saulatiyyah Makkah setiap tahun ada kader NW yg menuntut ilmu di sana, meskipun bukan berlabel NW. asal untuk perjuangan ummat, mengapa harus memaksakan kehendak ke salah satu partai saja. Silahkan berjalan dengan sendirinya.
  • Sri Asthuty bgaimana PBB ndak rapuh. stlah dapat jabatan di PBB,pimpinan partai di NTB ramai-ramai pindah partai......beda dengan kami, tdak segampang itu pindah-pindah alia mutasi.....
  • Pak Hanan jd NW mau masuk parpol kalo ketumnya TGB atau tokoh NW. enak saja....bikin partai sendiri dong
  • Saif Zuhri Kalau mau jelas tentang cabang NW, silahkan pelajari bukunya
  • Sri Asthuty hehe......kader PKS jga banyak alumni NW pak Saif.....
  • Saif Zuhri jelas berbeda mbak sri. wong pandangan kita juga berbeda. Kalau rumahnya sudah rapuh dan ada yg mau memperbaiki...kami persilahkan.
  • Pak Hanan memang orang NW tdk bs bermental pejuang hatta ilmunya segudang dan datang dr timur tengah....mentalnya adalah dimana ada gula disitu ada semut... ha ha ha
  • Pak Hanan betul bu Sri...kader2 NW yg di PKS itu kader NW yg reformis....dan berjiwa petarung. bukan berjiwa kerupuk
  • Pak Hanan mele kepeng laguk endek mele begawean
  • Saif Zuhri kalu ada kader NW masuk PKS kan tidak berdosa...asal ia tidak tergoda dengan rayuan-rayuan pulau kelapa. Nah itu mas Hanan juga sudah mengakui kalau kader NW yg masuk PKS itu jiwa petarung. ha ha ngaku akhirnya
  • Sri Asthuty kan lebih baik jadi petarung daripada pengecut. lebih baik baik berjuang daripada nebeng-nebeng kebesaran orang lain...itu lebih ksatria dan berharga....
  • Saif Zuhri akhirnya terima kasih BundA SRi dan Mamiq hanan yg sudah mengakui kader NW jadi petarung. Kan ada teman juga di PKS jadinya...mumpung masih kurang teman

Daftar Blog Saya

The Best

iklan

Related Websites