NWBersatu.5. Embe
taok muridku si’ bani bebantelan dunia akherat. Luean si mentingang dirikne doang. ( Maulana Syaikh, 20 Maret ’96 )
( Manakah muridku yang berani berjuang dunia
akhirat/lillahi ta'ala. Lebih banyak yang mementingkan dirinya sendiri )
Bani bebantelan dunia akhirat ( Berani sehidup semati/berjuang
sekuat tenaga dunia akhirat ).
Kalimat ini merupakan sebuah tantangan sekaligus harapan
agar murid Maulana Syaikh benar-benar berjuang lillahi ta'ala. Berjuang
dengan segenap jiwa raga, tidak saja untuk memajukan organisasi NW tetapi untuk
kemaslahatan ummat Islam. Harapan tersebut menguatkan bahwa guru memiliki
hasrat nurani untuk benar dan tulus membentuk murid-muridnya. Guru adalah orang
tua rohani, sedangkan ibu bapak adalah orang tua jasmani ( yang melahirkan kita
). Guru merupakan jalan kita mengerti bagaimana kekuasaan Allah, bagaimana
keagungan Allah, sehingga kita memahami apa yang seharusnya kita perbuat dan
tinggalkan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Seseorang tidak akan
memperoleh kesuksesan dan tidak pula ilmunya dapat bermanfaat apabila ia tidak
menghormati gurunya dan ilmu itu sendiri. Dalam Kitab Ta'limul Muta'allim
disebutkan :
ماَ
وَصَلَ مَنْ وَصَلَ اِلاَّ بِالحْرُمَةِ وَمَا سَقَطَ مَنْ سَقَطَ اِلاَّ بِتَرْكِ
الْحُرْمَةِ وَالتَّعْظِيْمِ .
Artinya : Dapatnya orang mencapai
sesuatu hanya karena mengangungkan sesuatu itu,
dan gagalnya juga hanya karena tidak mau mengagungkannya.
اَلاَ
تَرَى اَنَّ اْلاِانْسَانَ لاَ يَكْفُرُ بِالْمَعْصِيَةِ وَاِنَّمَا يَكْفُرُ
بِتَرْكِ الْحُرْمَةِ.
Artinya : Tidaklah Anda telah tahu,
manusia tidak menjadi kafir lantaran ma'siatnya, tapi jadi kafir lantaran tidak
mengagungkan Allah.
Saudaraku. Senantiasalah kita berbesar hati untuk selalu menerima pelajaran
yang diberikan guru dengan hati yang ikhlas, perasaan yang selalu senang, mematuhi perintahnya yang tentunya
akan bermanfaat bagi kita sendiri. Murid yang sopan dan rendah hati akan mudah mendapatkan ilmu dan
mendapatkan manfaat dari apa yang pernah diusahakannya. Sebaliknya
murid yang sombong dan tidak sopan hanya akan menambah kesombongan dan
memperburuk perilakunya.Ingatlah bahwa menuntut ilmu untuk menyaingi
orang-orang yang berilmu atau untuk menarik perhatian orang lain kepada
dirinya, maka Allah akan memasukkannya ke neraka.
lalu sepatutnyalah murid selalu memberi salam kepada gurunya setiap bertemu dengannya dan menjabat tangan dan berusahalah selalu tersenyum ketika berhadapan dengannya. Mengunjungi guru ketika mereka dalam keadaan sehat apalagi dalam keadaan sakit dan selalu mendoakannya.
lalu sepatutnyalah murid selalu memberi salam kepada gurunya setiap bertemu dengannya dan menjabat tangan dan berusahalah selalu tersenyum ketika berhadapan dengannya. Mengunjungi guru ketika mereka dalam keadaan sehat apalagi dalam keadaan sakit dan selalu mendoakannya.
Kesalahan yang terbesar bagi penuntut ilmu apabila ia tidak menghormati
gurunya, tidak menghormati keturunan gurunya, tidak menghormati orang yang bersangkut paut dengan
gurunya.
" Yang paling saya kasihani yang pernah saya
ajar tetapi kelakuannya kurang ajar" . Kalimat
ini Maulana Syaikh ungkapkan di depan tullab tholibat Ma'had pada hari Senin
tanggal 8 September 1997 .
Melupakan
atau mementingkan diri sendiri setelah guru membina dan membimbing para
santrinya ke jalan yang benar, tidak sepatutnya dilakukan bagi santri yang
telah terdidik dan terbina dengan segala macam pengalaman.
Memperjuangkan
Nahdlatul Wathan tidak cukup ketika masih duduk di bangku sekolah atau
perkuliahan. Derap langkah, gelora perjuangan untuk ummat harus tetap dipegang
sampai akhir zaman. Karena setiap warga NW khususnya abituren telah berjanji dan berbai'at akan tetap
memperjuangkan Nahdlatul Wathan sampai akhir zaman. " Sabun kita
adalah sabun i'tikad " ( Maulana Syaikh, Kamis, 9 Oktober 1997 )
0 comments:
Posting Komentar