NWBersatu.
Anjani, DA; Kehebatan
dan kecerdikan umi Hj St Raihanun tidak saja diakui para petinggi
negara Indonesia, tapi juga diakui para ulama dari Tanah Suci Makkah.
Salh satunya adalah Syaikh Sayyid Ayyub Abkar Asad bin Ali al Ahdal
Alyamani Al Makki. Bahkan pengajar Madrasaah Saulatiyah Mekkah ini
selalu rindu ingin ke Anjani untuk mengajar thullab Mahad.
TGH Zaini Abdul Hanan kepada Dewi Anjani menuturkan sejarah kenapa
Syaikh Ayyub mulai mengajar Kitab Hadist Kutubussitah (Kitab Hadits yang
enam). Pada suatu hari saat Syaikh Ayyub dalam mubassyirat/halwat
(Zikir) ia seolah sedang mengajar Kitab Hadist Kutubussitah di masjid
Jamik Darul Qur’an Wal Hadits Anjani, yang didampingi Ust. H Khairul
Fatihin (putra sulung Ummi Raihanun)
Pada saat musim haji, umi Raihanun didampingi TGH Anas Haasyri, TGH
Zaini Abdul Hanan, TGH Zainal Arifin Munir, dan Sekjen PBNW al Marhum
TGH Abdul Hayyi Nukman, berziarah ke Syaikh Ayyub, dan disanalah ia
menceritakan isi mubassiratnya. Mendengar cerita Umi Raihanun pda tahun
berikutnya langsung merealisasikan apa yang disampaikan Syaikh Ayyub
tersebut, dan hingga 2013 ini beliau sudah mengajar di Masjid Jamik
Mahad Anjani sudah lima tahun tersisa tinggal satu tahu.
“Menurut Syaikh Ayyub, kalau sudah tamat Kitab Kutubussittah ini, beliau merasa puas dan sangat bahagia,”tuturTGH Zaini.
Kekaguman akan perjuangan dan kecerdikan umi Raihanun, ulama ahli Hadist
ini membuat takriz kepada umi Raihanun, yang diterjemahkan oleh TGH
Zaini kira-kira maksudnya.
“Seakan-akan beliau bertanya siapakah seperti Umi Raihanun dari segi pikiran, keturunan dan kelebihannya.
Dia punya kegiatan yang bersih, pikirannya jernih yang menunjukan tinggi kebijakan dan kecerdikannya.
Al Mgfurulah Maulanasyaikh sangat kagum kepadanya dan bergembira di alam
barzahnya melihat aktivitas yang dilakukan umi Raihanun.
Kegiatan dan aktivitas umi Raihanun sangat mulia yang menyibukan pikiran-pikiran para cendikiawan memikirkannya.
Mudah-mudahan ia dipanjangkan umurnya dilimpahkan keberkahan, agar para santri penuntut ilmu dapat keberkahan dan manfaatnya.
Maka penghormatan sangat tinggi disampaikan kepadanya selama dunia ini masih bersama penghuninya”.
Menurut TGH Zainim alasan Syaikh Ayyub membuat syair untuk umi Raihanun
adalah pada tanggal 12 Ramadhan sekitar pukul 10 pagi, saat
beristirahat, Syaikh Ayyub didatangi maulanasyaikh TGKH M Zainuddin
Abdul Madjid, dan berucap: “Ya Sayyid, baik yang kau lakukan ini.
Silahkan istirahat”.
Syaikh Ayyub sangat menghormati umi Raihanun, sehingga sering beliau
berucap barang siapa yang tidak mengikuti kebijkaan ummi raihanu dia
akan mendapat masalah. Bahkan dalaam sambutann Muktamar XI di Anjani
Syaikh Ayyub menyebut juga umi Raihanun sebagai seorang Mujahidah, ia
berpesan hormati dia karena kebaikan ada padanya.(da-1)
0 comments:
Posting Komentar