NWBersatu.
TGH. Mahmud Yasin,QH |
TGH. Mahmud
Yasin wafat pada hari Sabtu di Rumah Sakit Umum Mataram pada pukul 14.10 menit
wita setelah selama 9 tahun beliau menderita sakit. Sakit yang beliau derita
tidak membuat beliau lemah dan malas untuk berjuang, akan tetapi beliau tetap
tegar terus berdakwah dan memberikan pencerahan pada masyarakat dan khususnya
warga Lendang Kekah atau tempat dimana beliau memiliki pondok pesantren bernama
Pondok Pesantren Islahul Ummah. Pondok Pesantren yang diharapkan mampu
memperbaiki perilaku atau akhlak ummat yang setiap hari membutuhkan gemblengan
dan arahan kea rah yang lebih positif.
Pengantar Jenazah yang Memadati Lokasi Pemakaman |
Ketika
Maulana Syaikh masih hayat, beliau sering disebut karena kesalihannya bahkan
saat itu beliau disebut tuan guru oleh Maulana Syaikh sendiri, banyak sekali
ilmu hikmah yang ada pada Nahdlatul Wathan yang beliau ketahui karena
kedekatannya dengan Maulana Syaikh. Meski beliau tidak pernah menamatkan
pendidikan di Madrasah Shaulatiyyah Makkah seperti masyaikh-masyaikh yang lain,
akan tetapi berkat ketekunan dan kecerdasan serta didukung langsung penerimaan
ilmu dari Maulana Syaikh Zainuddin Abdul Majid di MDQH menjadikan beliau luar
biasa dalam bidang ilmu, tidak saja ilmu agama akan tetapi handal juga dalam
bidang politik dan manajemen. Kemapanan beliau itulah yang menyebabkan Maulana
Syaikh mengangkatnya menjadi Wakil Kepala Madrasah Aliyah Mu’allimat NW Pancor
mendampingi istri Maulana Syaikh sendiri yaitu Hajjah Baiq Zuhriyah Muhtar.
Setelah
kepergian beliau, perjuangan tidak akan putus dari generasi beliau. Telah
dipersiapkan anak kandung ustaz Abdul Khaliq yang sedang belajar di Madrasah
Shaulatiyyah Makkah dan cucu beliau dari putri pertama beliau yaitu Siti
Khumairo. Cucu beliau tersebut ketika TGH. Mahmud Yasin wafat masih berumur 9
tahun, namun telah mampu menghapal Alqur’an 30 juz. Ini bertanda beliau orang
yang ikhlas pada pengabdiannya pada Nahdlatul Wathan sehingga dianugerahi
penerus yang hebat.
TGH. Mahmud
Yasin dimakamkan di dekat makam anak pertama yang begitu ia cintai yaitu dekat
makam Muhammad Al-Washiti yang meninggal dalam perjuangan ketika menimba ilmu
di Ma’had Darul Qur’an Wal-Hadits. Semoga arwah beliau diterima di sisi Allah
dan bertemu dengan para nabi dan orang-orang yang sholeh. Amin Ya Robbal
Alamin. Selamat jalan guruku tercinta.